PusatPenelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor. Adiningsih, J.S. dan M. Sudjadi. 1993. Peranan sistem bertanam lorong (alley cropping) dalam meningkatkan kesuburan tanah pada lahan kering masam. Risalah Seminar Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. Anonim, 1998. Statistik Sumberdaya Pengolahantanah dan rotasi tanaman adalah praktik produksi yang memengaruhi kesehatan tanah dengan cara yang berdampak pada produktivitas jangka panjang dan hasil lingkungan, seperti limpasan unsur hara dan penyerapan karbon. Rotasi tanaman meningkatkan hasil panen dengan memperbaiki kondisi tanah dan mengurangi populasi gulma dan serangga. PelaksanaanPKM ini dalam rangka untuk menjalin serta mewadahi aspirasi dari masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya. "Pengelolaan SDA adalah suatu upaya mulai dari pelaksanaan, pemeliharan, memantau dan evaluasi terkait konservasi, pendayagunaan sumber daya air. Setelah pengelolaan SDA dipahami, ada acuan yang disebut dokumen pola MengenalTeknik-teknik Pengolahan Tanah - Tanah sebagai media tanam untuk pertumbuhan tanaman harus selalu terjaga dengan baik sebab tanah yang sehat akan menghasilkan hasil yang baik pula, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berproduksi secara maksimal. Pada intinya, pengolahan tanah berguna untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Memperbaiki struktur tanah yang sudah mengeras, serta Vay Nhanh Fast Money. Sebelumnya Anda perlu membaca artikel Pengolahan Tanah Lahan Pertanian, karena sudah barang tentu tanaman tidak bisa hidup tanpa adanya media tanam yang sudah diolah terlebih dahulu agar tanah tersebut subur dan mampu menjadi media tanam yang baik untuk tanaman. Perlu untuk diketahui bahwa setiap upaya pengolahan lahan akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat tanah. Tingkat perubahan yang terjadi sangat ditentukan oleh cara atau metode pengolahan tanah yang digunakan. Berikut terdapat 3 jenis teknik olah tanah pertanian yang sering digunakan oleh petani di Indonesia. Teknik olah tanah TOT Tanpa Olah Tanah/Zero Tillage Pengolahan lahan tanpa olah tanah merupakan sistem pengolahan tanah yang merupakan adopsi dari sistem perladangan dengan memasukkan konsep pertanian modern. Tanah dibiarkan tidak terganggu, kecuali alur kecil atau lubang untuk penempatan benih atau bibit. Sebelum proses tanam dilakukan, sisa tanaman atau gulma dikendalikan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu penempatan benih atau bibit tersebut. Seresah gulma yang mati, dapat dihamparkan dipermukaan tanah untuk digunakan sebagai mulsa yang nantinya dapat menekan pertumbuhan gulma baru dan pada akhirnya dapat memperbaiki sifat dan tata air tanah. Keuntungan yang di dapatkan dari sistim tanpa olah tanah ini adalah kepadatan perakaran yang lebih banyak, penguapan lebih sedikit, serta air tersedia bagi tanaman yang juga lebih banyak. Teknik olah tanah minimum Minimum Tillage Olah tanah minimum merupakan suatu pengolahan lahan yang dilakukan seperlunya saja seminimal mungkin, disesuaikan dengan kebutuhan pertanaman dan kondisi tanah. Pengolahan minimum bertujuan agar tanah tidak mengalami kejenuhan yang dapat menyebabkan tanah sakit dan untuk menjaga struktur tanah. Dalam sistem pengolahan minimum, tanah yang diolah hanya dilakukan pada spot-spot dimana tanaman budidaya akan ditanam. Pengolahan tanah biasanya dilakukan pada bagian perakaran tanaman saja sesuai kebutuhan tanaman, sehingga bagian tanah yang tidak diolah akan terjaga struktur tanahnya karena agregat tanah tidak rusak dan mikroorganisme tanah berkembang dengan baik. Selain itu, mikroorganisme akan mengimmobilisasi logam-logam berat sisa pemupukan yang ada dalam tanah sperti Al, Fe dan Mn. Teknik olah tanah maksimum Maximum Tillage Pengolahan lahan secara maksimal merupakan pengolahan lahan secara intensif yaang dilakukan pada seluruh lahan yang akan ditanami. Ciri utama pengolahan lahan maksimal ini antara lain adalah membabat bersih, membakar atau menyingkirkan sisa tanaman atau gulma serta perakarannya dari areal penanaman serta melalukan pengolahan tanah lebih dari satu kali baru ditanami. Pengolahan lahan maksimum mengakibatkan permukaan tanah menjadi bersih, rata dan bongkahan tanah menjadi halus. Hal tersebut dapat mengakibatkan rusaknya struktur tanah karena tanah mengalami kejenuhan, biologi tanah yang tidak berkembang serta meningkatkan biaya produksi. Demikian penjelasan terkait teknik olah tanah pertanian yang biasa digunakan oleh petani. Harapannya setelah ini, Anda dapat dengan bijak menentukan jenis olah tanah pertanian seperti apa yang tepat untuk diterapkan di lahan pertanian Anda. Sumber 8Villages Pengolahan Tanah – merupakan proses yang mana tanah akan di lembekan dengan menggunakan bajak sawah modern maupun yang masih tradisional. Dengan menggunakan metode i ni kerak pada tanah akan teraduk dan membuat udara sera cahaya matahari bisa didapatkan oleh tanah sehingga tanah akan mendapatkan kesuburan. Tujuan Umum Pengolahan TanahPengolahan Tanah Secara MekanisMengkondisikan LahanFaktor Penghambat Pengolahan Tanah Secara Mekanis Alat Pengolahan Tanah Tujuan Pengolahan tanah ini dalam usaha budidaya pertanian untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kemis, maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Dalam Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisis, perbaikan kemis dan biologis terjadi secara tidak langsung. pengolahan tanah dibagi ke dalam dua tahap, yaitu 1 Pengolahan tanah pertama pembajakan 2 Pengolahan tanah kedua penggaruan Dalam pengolahan tanah yang pertama yaitu, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam. dalam waktu pemotongan dan pembalikan tanah umumnya antara 15 sampai 20 cm. Pada Pengolahan tanah kedua, bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar menjad lebih kecil dan sisa. pada tanaman dan gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses pembusukan. Pengolahan Tanah Secara Mekanis Keuntungan Pengolahan Tanah Secara Mekanis Sehingga mendapatkan keuntungan dari pengolahan secara mekanis adalah dapat dilakukan dengan lebih cepat, sehingga dapat memperpendek waktu yang diperlukan dalam budidaya secara keseluruhan. Ada beberapa keuntungan pengolahan tanah secara mekanis adalah sebagai berikut – Keuntungan Teknis Dalam melakukan Pekerjaan pengolahan tanah memerlukan tenaga yang sangat besar, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja. Butuh dengan tenaga yang besar, yang dimiliki per alatan mekanis, pekerjaan yang berat akan dengan mudah dikerjakan. Hasil pengolahan tanah secara mekanis dapat lebih dalam. – Keuntungan Ekonomis biaya pengolahan tanah perhektar dengan traktor akan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia maupun hewan. Kemudian Penurunan biaya pengolahan tanah ini tentunya akan meningkatkan keuntungan para petani. – Keuntungan Waktu Dengan butuh tenaga yang cukup besar, tentunya pengolahan tanah yang dilakukan secara mekanis akan lebih cepat. Sehingga cepatnya waktu pengolahan tanah, akan mempercepat pula proses budidaya secara keseluruhan. Untuk beberapa tanaman yang berumur pendek, sisa waktu yang tersedia ini dapat digunakan untuk melakukan budidaya lagi. Baca Juga Efek Rumah Kaca Mengkondisikan Lahan Sehingga ada keuntungan sendiri dari pengolahan secara mekanis adalah dapat dilakukan dengan lebih cepat, sehingga dapat memperpendek waktu yang diperlukan dalam budidaya secara keseluruhan. Waktu pada mengolah tanah secara mekanis, lahan yang akan diolah harus dikondisikan terlebih dahulu sehingga siap untuk diolah. harus ada yang perlu disiapkan agar lahan siap untuk diolah secara mekanis, yaitu 1. Topografi kenampakan permukaan lahan Pada alat Traktor dapat bekerja pada lahan dengan topografi yang terbatas. Adapun traktor tangan sebaiknya jangan melebihi 30°. Jangan sampai lahan terlalu miring, traktor bisa terguling. Pada Lahan yang bergelombang juga akan berpengaruh terhadap hasil pengolahan. Sedemikian lahan yang demikian dibuat berteras sehingga lahan bisa memenuhi syarat untuk diolah secara mekanis. Traktor juga bisa sebagai kendaraan beroda, memerlukan jalan dan jembatan untuk memasuki lahan yang akan diolah. Pada Pembuatan teras, jalan, dan jembatan tidak dibahas dalam modul ini. 2. Vegetasi tanaman yang tumbuh di lahan Pada Batang tanaman dan sisa tanaman yang cukup besar akan menghambat implemen masuk ke dalam tanah, sehingga hasil pengolahan tidak efektif. Pada Batang tanaman yang lentur tetapi kuat liat akan tergulung oleh putaran mesin rotari, sehingga akan menambah beban dan dapat merusak mesin. Pada Akar tanaman yang kuat liat dan saling berhubungan akan mengikat tanah sehingga susah untuk diolah. Apabila Vegetasi yang sekiranya mengganggu harus dipindahkan dari lahan atau dihancurkan. Vegetasi tersebut bisa dibabat dengan parang/arit. tetapi Sekarang sudah ada mesin pemotong yang digerakkan oleh traktor. Namun cara pengoperasiannya tidak dibahas pada modul ini. 3. Bebatuan Pada Bebatuan yang besar dan keras, apabila tertabrak oleh implemen, dapat merusak implemen. Pada Mata bajak singkal atau piringan dapat pecah, sedang pisau mesin rotari dapat patah. Apabila ada Batu-batu yang besar harus disingkirkan terlebih dahulu dari lahan sebelum diolah, dengan cara dicongkel dengan linggis atau digali dengan cangkul. Sehingga Batu yang telah tergali dapat diangkat untuk disingkirkan ke tepi lahan. Sedangkan batu-batu yang kecil dapat disingkirkan setelah lahan diolah. 4. Kadar air tanah Pada saat Kondisi kadar air tanah akan mempengaruhi sifat dari tanah itu sendiri. Saat tanah yang terlalu kering, tanah akan sangat keras dan padat. Pada saat diolah, akan memerlukan implemen yang kuat dan daya tarik traktor yang sangat besar. Sehingga pengolahan akan tidak efisien. Sehingga Tanah hasil olahan berfariasi dari bongkahan besar sampai tanah yang hancur. Selain itu juga dapat menimbulkan debu yang berterbangan. Apabila tanah dibasahi, tanah akan melunak. Hal ini ditandai dengan berubahnya warna tanah menjadi lebih gelap. Tetapi, apabila tanah diambil dan digulung-gulung tidak liat dan tidak lengket, namun remah pecah-pecah. pada Kondisi ini cocok untuk dilakukan pengolahan tanah. Saat Pengolahan pada kondisi ini sering dinamakan pengolahan tanah kering. Apabila saat tanah dibasahi lagi, tanah akan liat dan lengket. Apabila saat diolah, akan lengket di implemen dan roda traktor. Pada Hasil pengolahan tidak akan sempurna tidak efektif. Sehingga putaran roda traktor mudah slip. Pada Tanah dalam kondisi ini, kemampuan menyangganya sangat rendah, sehingga traktor yang memasuki lahan, rodanya akan masuk ke dalam tanah. Apabila tanah lebih dibasahi lagi, tanah akan menjadi lumpur. Jika Tanah menjadi lumpur tidak akan lengket lagi namun dapat mengalir. Pada Kondisi ini juga cocok untuk dilakukan pengolahan tanah. Kemudian Pengolahan pada kondisi ini sering dinamakan pengolahan tanah basah. Baca Juga Bencana Alam di Indonesia Faktor Penghambat Pengolahan Tanah Secara Mekanis Ada Faktor-faktor tersebut diantaranya, adalah 1. Faktor Teknis Pada saat Penggunaan traktor di lapangan untuk pengolahan tanah terlihat bahwa masih banyaknya sisa tunggul pada petakan olahan dapat menghambat penggunaan alat pengolahan tanah, sehingga dapat menurunkan kapasitas dan efisiensi kerja alat. Akhirnya, Akibatnya dapat menyebabkan menurunnya pendapatan dari penggunaan traktor. Bukan hanya itu ketersediaan sukucadang juga menjadi faktor penghambat. 2. Faktor ekonomi Sehingga pada Kemampuan daya beli alat mesin pertanian mempengaruhi pengembangan pengolahan tanah secara mekanis khususnya para petani di pedesaan. 3. Faktor Sumber Daya Manusia Pada saat Penggunaan alat/mesin pertanian biasanya menuntut pengetahuan dan keterampilan. Saat pula dengan penggunaan alat pengolahan tanah. Pada Tingkat pendidikan petani di Indonesia pada umumnya masih rendah. Alat Pengolahan Tanah Meskipun pengolahan tanah sudah dilakukan oleh manusia sejak dahulu kala dan sudah mengalami perkembangan yang demikian pesat baik dalam metode maupun peralatan yang digunakan, tetapi sampai saat ini pengolahan tanah masih belum dapat dikatakan sebagai ilmu yang pasti eksakta yang dapat dinyatakan secara kuantitatif. Sudah Anda ketahui Bahwa saat ini Belum ada metode yang memuaskan yang tersedia untuk menilai hasil olah yang dihasilkan oleh suatu alat pengolah tanah tertentu, serta belum dapat ditentukan suatu kebutuhan hasil olah yang khususnya hanya untuk berbagai tanaman untuk lahan kering Bainer, et al, 1960. Sudah ada Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa masalah pengolahan tanah merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan produksi pertanian yang optimal. Pada saat ini Kondisi tanah yang baik adalah salah satu faktor berhasilnya produksi tanaman, dan untuk mencapai kondisi tanah yang baik diperlukan alat-alat pertanian. Pada Akhir-akhir ini masalah yang utama didalam pembukaan dan pengolahan tanah adalah bagaimana agar didapatkan efisiensi yang optimal. Pada hal ini dimaksudkan dari pengertian minimal tillage yaitu pengolahan yang seminimal mungkin, tetapi menghasilkan tanah yang baik dan pertumbuhan tanaman yang optimal dengan biaya yang rendah. Baca Juga Penipisan Lapisan Ozon Pada saat Pekerjaan pengolahan tanah dapat dibagi menjadi pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua. Peralatan pengolahan tanah pertama disebut juga pembajakan. – Cara Menentukan Pola Pengolahan Tanah – Dalam Sektor Pertanian tanah memegang peranan penting, jika tidak ada tanah tanaman tidak akan bisa hidup dengan baik. Mengelolah lahan pertanian juga tidak semudah yang dibayangkan, Anda pertama-tama harus mengelolah tanah terlebih dahulu agar tanaman yang akan ditanam dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan hasil penen yang diharpakan. Tujuan Penggunaan Pola Dalam pengolahan tanah, Anda perlu menggunakan pola-pola tertentu. hal ini akan berdampak baik pada tanaman. Adapun tujuan utama menggunakan pola-pola ialah sebagai berikut Lebih efisien, dengan menggunakan pola yang sesuai, diharapkan Waktu yang terbuang pada saat pengolahan tanah pada saat implemen pengolahan tanah diangkat sesedikit mungkin. Lahan yang diolah tidak diolah lagi, sehingga diharapkan pekerjaan pengolahan tanah bisa lebih efisien. Lebih efektif Beberapa Macam Pola Hasil pengolahan tanah khususnya untuk pembajakan bisa merata. Bagian lahan yang diangkat tanahnya akan ditimbun kembali dari alur berikutnya. Sehingga diharapkan pekerjaan pengolahan tanah bisa lebih efektif. Ada beberapa macam pola pengolahan tanah yang disesuaikan dengan bentuk lahan dan jenis alat yang digunakan, yaitu Pola tengah Pola tepi Pola keliling tengah Pola keliling tepi Pola bolak balik rapat Berikut ini penjelasannya Dalam melaksanakan pemrosesan tanah, penting memanfaatkan pola-pola tersendiri. Maksud dari skema pemrosesan tanah ini yaitu Semakin efektif, dengan memanfaatkan skema yang sesuai sama, dikehendaki Waktu yang terbuang ketika pemrosesan tanah ketika implemen pemrosesan tanah diangkat sesedikit barangkali. Area yang diproses tak diproses lagi, maka dikehendaki pekerjaan pemrosesan tanah dapat semakin efektif. Semakin efisien Beberapa Jenis Skema Hasil pemrosesan tanah terutama buat pembajakan dapat sama rata. Sisi area yang diangkat tanahnya bakal ditimbun balik dari aliran seterusnya. Maka dikehendaki pekerjaan pemrosesan tanah dapat semakin efisien. Ada beberapa jenis skema pemrosesan tanah yang sesuai dengan bentuk area serta model alat yang dimanfaatkan, ialah Skema tengah Skema pinggir Skema keliling tengah Skema keliling pinggir Skema bolak balik rapat Pemrosesan tanah pertama Memproduksi tanah yaitu membalik serta menggemburkan susunan tanah biar berubah menjadi gembur, maka meringankan akar tanaman menghisap bagian hara. Aktivitas pemrosesan tanah sangat pengaruhi proses budidaya seterusnya. Pemrosesan tanah terus paling penting mempunyai arti, maka alamiah apabila perubahan dalam aktivitas ini terus dikerjakan biar diperoleh hasil yang semakin baik. Di dalam sebuah proses budidaya tanaman, sebelum dikerjakan penanaman umumnya dikerjakan pemrosesan tanah dengan maksud Membuat keadaan fisik, khemis serta biologis tanah bertambah baik. Buat mendapat hasil pemrosesan tanah pertama yang efisien serta efektif, dalam memproduksi tanah dibutuhkan skema pemrosesan tersendiri. Ada beberapa jenis skema pemrosesan tanah pertama pembajakan yang sesuai dengan bentuk area serta model alat yang dimanfaatkan. Sejumlah skema pemrosesan tanah pertama pembajakan, salah satunya Skema Tengah Pembajakan dikerjakan dari tengah membujur area, setelah itu pembajakan ke dua dikerjakan pada sebalah hasil pembajakan pertama. Traktor diputar ke kanan serta bajak rapat dengan hasil pembajakan pertama. Pembajakan seterusnya lewat cara berputar-putar ke kanan hingga ke pinggir area. Skema Tengah Skema ini sesuai buat area yang memanjang serta sempit. Dibutuhkan area buat berbelok head land pada ke dua ujung area. Ujung area yang tak terbajak itu, dibajak 2 atau 3 pembajakan paling akhir. Ujung area yang tak terbajak diproses lewat cara manual di cangkul. Aliran balik hasil pemrosesan Dengan skema ini bakal membuahkan aliran balik back furrow, ialah aliran bajakan yang sama sama berhadap-hadapan kedua-duanya, maka bakal berlangsung penumpukkan lemparan hasil pembajakan memanjang ditengah-tengah jalan. Pada pinggir area aliran hasil pembajakan tak tertutup oleh lemparan hasil pembajakan. Aliran Pada Pinggir Area Skema Pinggir Pembajakan dikerjakan dari pinggir membujur area, lemparan hasil pembajakan menuju luar area. Pembajakan ke dua pada segi seberang pembajakan pertama. Traktor diputar ke kiri serta bajak dari pinggir area dengan arah sebaliknya. Pembajakan seterusnya lewat cara berputar-putar ke kiri hingga ke tengah area. PolaTepi Skema ini sesuai buat area yang memanjang serta sempit. Dibutuhkan area buat berbelok head land pada ke dua ujung area. Ujung area yang tak terbajak itu, dibajak 2 atau 3 pembajakan paling akhir. Ujung area yang tak terbajak diproses lewat cara manual di cangkul. Dengan skema ini bakal membuahkan aliran mati dead furrow, ialah aliran bajakan yang sama sama berdampingan kedua-duanya, maka bakal berlangsung aliran yang tak tertutup oleh lemparan tanah hasil pembajakan serta memanjang ditengah-tengah area. Pada pinggir area lemparan hasil pembajakan tak jatuh pada aliran hasil pembajakan. Aliran Mati Skema Keliling Tengah Pemrosesan tanah dikerjakan dari titik tengah area, berputar-putar sejajar segi area hingga ke pinggir area. Lemparan pembajakan menuju dalam area. Pada awal pemrosesan operator bakal merasakan kesukaran dalam membelokkan traktor. Skema pemrosesan ini sesuai buat area yang bersifat bujur sangkar serta area tidak begitu luas. Dibutuhkan area buat berbelok pada ke dua diagonal yang tak terbajak itu, dibajak pada 2 atau 4 pembajakan paling akhir. Tersisa area yang tak terbajak, diproses lewat cara manual dengan cangkul. Skema Keliling Pinggir Pemrosesan tanah dikerjakan dari satu diantara titik pojok area, berputar-putar ke kiri sejajar segi area hingga ke pinggir area. Lemparan pembajakan menuju luar area. Dalam akhir pemrosesan, operator bakal kesukaran dalam membelokkan traktor. Skema keliling pinggir Skema pemrosesan ini sesuai buat area yang bersifat bujur sangkar serta area tidak begitu luas. Dibutuhkan area buat berbelok pada ke dua diagonal yang tak terbajak itu, dibajak pada 2 atau 4 pembajakan paling akhir. Tersisa area yang tak terbajak, diproses lewat cara manual dengan cangkul. Skema Bolak Balik Rapat Pemrosesan dikerjakan dari pinggir satu diantara segi area dengan arah membujur. Arah lemparan hasil pembajakan ke luar. Sesudah tiba ujung area, pembajakan ke dua dikerjakan berimpit dengan pembajakan pertama. Arah lemparan hasil pembajakan ke dua dibalik, maka bakal isikan aliran hasil pembajakan pertama. Pembajakan dikerjakan dengan bolak balik hingga segi area. Skema bolak balik rapat Skema ini pun sesuai buat area yang memanjang serta sempit, dibutuhkan area buat berbelok head land pada ke dua ujung area. Ujung area yang tak terbajak itu, dibajak pada 2 atau 3 pembajakan paling akhir. Tersisa area yang tak terbajak pada ujung lahan, diproses lewat cara manual dengan cangkul Skema ini cuma sesuai dikerjakan buat membajak yang bisa di ubah arah lemparan pembajakan. Skema ini juga dapat dikerjakan buat pemrosesan tanah ke dua dengan mesin rotari, lantaran dari hasil pemrosesannya tak terlempar ke samping. Catatan Skema 1 hingga 4 dimanfaatkan buat model membajak yang hasil lemparan tanahnya ke kanan. Seandainya model membajak yang dimanfaatkan hasil lemparan tanahnya ke kiri, jadi arah putaran pembajakan dibalik. Seusai area siap buat diproses serta ditetapkan skema pemrosesan yang pas, jadi area mulai bisa diproses. Trik pemrosesan tanah pertama pembajakan dengan traktor yaitu sebagaimana berikut Buat batas-batas area yang bakal diproses serta tempat head land seandainya dibutuhkan Traktor dibawa ke area serta di letakkan sama dengan skema yang dikehendaki Mengatur gas serta urutan gigi persneling yang disarankan oleh pabrik. Karenanya begitu diminta biar operator membaca buku manual pengoperasian manual Pembajakan mulai. Kedalaman pembajakan buat aliran pertama ketika ke dua roda traktor belum masuk ke dalam aliran, tak usah sangat dalam. Ketika berbelok, implemen diangkat Pembajakan seterusnya dikerjakan lewat cara masukkan satu diantara roda ke aliran. Kedalaman pembajakan automatic bertambah dalam. Dua hingga empat aliran paling akhir terkait dari panjang traktor serta lebar kerja alat bajak, head land mulai dibajak. Tujuan Penggunaan PolaBeberapa Macam PolaBeberapa Jenis Skema

pola pengolahan tanah erat hubungannya dengan apa jelaskan